Ujian Ekonomi, Ujian Keimanan: Saat Rupiah Melemah, Tawakal Menguat


Idulfitri 1446 H baru saja kita lewati, Setelah berkumpul bersama keluarga, menyantap hidangan khas lebaran, dan berbagi kebahagiaan dengan sanak saudara, saatnya kembali pada rutinitas. Akan tetapi bersamaan dengan itu, muncul juga kenyataan yang tidak bisa kita abaikan: harga-harga kebutuhan pokok mulai naik, dompet terasa lebih tipis seolah-olah uang yang kita miliki kehilangan daya belinya, dan hidup tampak semakin menantang. Banyak orang mengeluh, “Baru juga habis lebaran, kok rasanya beban hidup malah bertambah?” Ternyata bukan sekadar perasaan kita belaka. Faktanya nilai tukar rupiah sedang menurun Terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus lebih dari angka Rp17.000,00 per dolar AS yang memberikan dampak pada berbagai aspek seperti meningkatnya harga bahan pokok yang biaya usaha yang ikut membengkak, sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat yang terjadi secara bertahap sejak 2024 silam. Hal ini menunjukkan kerapuhan fundamental ekonomi Indonesia. Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2025 yang diprediksi membengkak di angka 1,18 persen sampai 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto. Defisit tersebut terjadi karena ketergantungan impor yang kronis di sektor retail, manufaktur, dan energi saat Bank Indonesia dan pemerintah telah berulang kali diperingatkan untuk mempercepat industrialisasi dan diversifikasi energi.(TEMPO, 2025).

Dalam situasi seperti ini, kadang muncul pertanyaan dalam hati: “Kenapa hidup makin sulit?” Tapi kalau kita tarik napas sejenak dan merenung, ternyata semua ini sudah Allah sampaikan dalam firman-Nya:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٥٥

"Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

(QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini bukan untuk menakut-nakuti kita. Justru ini adalah pengingat bahwa ujian adalah bagian dari skenario kehidupan yang Allah siapkan. Termasuk ujian ekonomi berkurangnya penghasilan, bisnis yang menurun, tabungan yang cepat habis, menurunnya daya beli bahan pokok, bahkan pengeluaran tak terduga yang datang silih berganti. Tapi menariknya, ayat ini diakhiri dengan kabar gembira: untuk mereka yang sabar (Muhammad Naufal Hisyam, 2022). Dan sabar tidak berdiri sendiri. Sabar selalu berjalan berdampingan dengan tawakal. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Justru sebaliknya, tawakal adalah tentang berusaha sekuat tenaga, lalu menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah. Karena seberapa keras pun kita mencoba, kita juga harus sadar: tidak semua hal bisa kita kendalikan (Dhuafa, 2023).

Allah sendiri sudah menjanjikan dalam Al-Qur’an:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ۝٣

"Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya."

(QS. At-Talaq: 3)

Ini bukan sekadar kalimat penenang. Ini janji. Janji dari Allah bahwa siapa pun yang bergantung kepada-Nya dengan sepenuh hati, akan dicukupkan dengan cara-Nya sendiri. Mungkin rezeki datang dari arah yang tak pernah kita duga. Mungkin pertolongan muncul di waktu yang kita pikir sudah terlambat. Semua itu akan datang di waktu yang terbaik saat kita benar-benar yakin bahwa hanya Allah yang bisa mencukupi segalanya (Tafsir Web, n.d.).

Justru di masa-masa sulit seperti ini, kita sering kali jadi lebih terbuka matanya. Kita mulai belajar lagi bagaimana hidup dengan sederhana cukup, tidak berlebihan. Kita juga lebih peka untuk berbagi, dan belajar menahan diri dari membeli hal-hal yang sebenarnya belum kita butuhkan. Seiring berjalannya waktu kita sadar, ternyata yang benar-benar kita cari bukanlah kemewahan, tapi ketenangan hati. Dan ketenangan itu tidak datang dari seberapa banyak uang yang kita punya, tapi dari keyakinan bahwa selama kita terus melibatkan Allah dalam setiap langkah, semuanya akan baik-baik saja.

Penutup

Sebagai seorang Muslim, kita harus meyakini bahwa setiap ujian, termasuk kesulitan ekonomi yang kita hadapi saat ini, adalah bagian dari takdir Allah yang perlu dihadapi dengan sabar dan tawakal. Meskipun harga-harga terus meningkat dan rupiah melemah, kita percaya bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Sabar dalam menghadapi tantangan ekonomi berarti berusaha dengan maksimal, tetapi tetap menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Tawakal mengajarkan kita untuk tetap optimis, bahwa Allah akan mencukupkan apa yang kita butuhkan di saat yang tepat. Dalam kesulitan ini, kita semakin belajar untuk hidup lebih sederhana, menghargai nikmat yang ada, dan menahan diri dari keinginan berlebihan. Ketenangan sejati datang bukan dari harta yang melimpah, tetapi dari keyakinan bahwa Allah selalu menyediakan jalan terbaik bagi hamba-Nya yang bertawakal.

DAFTAR PUSTAKA

Dhuafa, D. (2023). Apa itu Tawakal dan Penerapannya dalam Hidup Sehari-Hari. Retrieved from https://www.dompetdhuafa.org/apa-itu-tawakal/#:~:text=Tawakal berasal dari bahasa Arab,sesuatu di alam semesta ini.

Muhammad Naufal Hisyam. (2022). Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 155: Sabar adalah Kunci Kebahagiaan. Retrieved from https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-baqarah-ayat-155-sabar-adalah-kunci-kebahagiaan/

Tafsir Web. (n.d.). Surat At-Talaq ayat 3 Arab, Latin, Terjemahan, dan Tafsir. Retrieved from https://tafsirweb.com/10983-surat-at-talaq-ayat-3.html

TEMPO. (2025). Usai Lebaran Nilai Tukar Rupiah dan Daya Beli Warga Melemah. Retrieved from https://www.tempo.co/ekonomi/usai-lebaran-nilai-tukar-rupiah-dan-dayaya-beli-warga-melemah-1229649

______________________________

Penulis: Muhammad Dananiri (Departemen Sosmas)


Ujian Ekonomi, Ujian Keimanan: Saat Rupiah Melemah, Tawakal Menguat Ujian Ekonomi, Ujian Keimanan: Saat Rupiah Melemah, Tawakal Menguat Reviewed by AKMI UNTIRTA on April 26, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.