Nakba 1948 “Menggali Luka Nakba: Memori yang Tak Lekang, Perjuangan Palestina untuk Keadilan dan Hak Kembali”

Apa itu Peristiwa Nakba 1948??

Peristiwa sentral dalam sejarah palestina modern yang membentuk identitas bangsa palestina. Kata nakba (النكبة) diartikan dalam istilah bahasa arab, yang berarti “bencana atau “malapetaka”. Bagi bangsa palestina . Nakba merujuk pada periode tahun 1948, khususnya setelah berakhirnya Mandat Britania atas Palestina. Peristiwa ini menandai pengungsian massal dan perampasan tanah yang dialami oleh mayoritas pendudukan Arab Palestina. Ketegangan antara penduduk Arab dan Yahudi di Palestina meningkat selama era Mandat Britania, terutama setelah Deklarasi Balfour (1917) yang mendukung pembentukan "rumah nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina. Rencana pembagian Palestina oleh PBB pada tahun 1947 ditolak oleh kepemimpinan Arab.

Perang Arab-Israel 1948, peperangan pecah antara pasukan Israel yang baru terbentuk dengan negara-negara Arab tetangga dan sukarelawan Palestina. Terjadinya Pengungsian Massal selama dan setelah perang, diperkirakan lebih dari 700.000 warga Palestina terusir atau terpaksa meninggalkan rumah dan tanah mereka. Banyak dari mereka mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Yordania, Lebanon, Suriah, dan Mesir, menjadi pengungsi hingga hari ini. Harapan dan semangat memang terus berkobar didalam hati para pengungsi namun krisis pada pengungsi yang semakin berlarut-larut, Nakba bukan lagi sekedar peristiwa rapi menciptakan salah satu krisis pengungsi terlama dan terbesar di dunia.

Generasi demi generasi pengungsi Palestina hidup di kamp-kamp dengan harapan untuk kembali ke tanah air mereka. Ketika kehidupan layak didambakan semua manusia, hidup di lingkup desa yang aman dan damai. Namun secara brutal dan paksaan hujan yang seharusnya mendatangkan ketenangan kini menghujani dengan gemercik kesedihan dan tumpah darah. Bagaimana tidak ketiak suatu wilayah diblokade dengan serangan hujan bom yang tak henti-hentinya dijatuhkan, hingga wilayah Gaza dan bumi damai tersebut tidak dapat dihuni kembali dengan selayaknya. ”Blokade Israel telah melampaui taktik militer dan menjadi alat pemusnahan,” kata Pejabat Direktur Eksekutif Human Rights Watch Federico Borello, Kamis (Kompas.id,15/5/2025).

Apa Dampak yang Diberikan Dari Nakba 1948?

1. Warga Palestina Kehilangan rumah, tanah air dan hak kehidupan yang layak

Karena peristiwa ini akan terus menjadi peristiwa traumatis bagi bangsa palestina, menjadi ingatan kolektif yang terus membentuk daya juang hingga perjuangan tetes terakhir para syuhada mendapatkan keadilan dan hak untuk kembali ke rumah mereka,

2. Terhitung sebanyak 400-500 desa di kota Palestina dihancurkan atau dikosongkan selama peristiwa Nakba

photo 1 warga palestina memeriksa lokasi serangan-israel-yang mengenai mesin di kamp pengungsi jabalia
(Sumber Https://www.cnbc indonesia.com/)


Walid Khalidi dalam bukunya "All That Remains: The Palestinian Villages Occupied and Depopulated by Israel in 1948" mendokumentasikan lebih dari 400 desa yang dihancurkan atau dikosongkan. Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) menyatakan bahwa Israel menguasai 774 kota dan desa dan menghancurkan 531 di antaranya selama Nakba. Penghancuran desa-desa ini merupakan bagian sentral dari pengungsian massal bangsa Palestina dan upaya untuk mencegah mereka kembali ke tanah air mereka.

3. Peringatan tahunan pada tanggal 15 Mei

Setiap tanggal 15 Mei, bangsa Palestina di seluruh dunia memperingati Hari Nakba sebagai pengingat akan tragedi ini dan perjuangan mereka untuk keadilan dan hak untuk kembali. Namun sarkasme narasi yang dibawa oleh para penjajah yakni meng-klaim atas dasar bahwa peristiwa nakba ini dipandang sebagai “perang kemerdekaan” yang menginginkan mereka untuk mendirikan bangsanya.

Berakhir kah Nakba saat ini?

Nakba belum sepenuhnya berakhir…

Peristiwa itu masih terjadi sampai saat ini di depan mata kita, Status Pengungsi yang Belum Terselesaikan: Jutaan pengungsi Palestina dan keturunan mereka masih hidup di kamp-kamp pengungsi di berbagai negara tetangga dan wilayah Palestina. Wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza masih berada di bawah pendudukan Israel, dengan berbagai pembatasan dan kontrol terhadap kehidupan warga Palestina.

Banyak warga Gaza menyebut kondisi mereka saat ini lebih buruk daripada Nakba 1948 akibat konflik dan blokade yang berkepanjangan. Bahkan mereka masih membawa kunci-kunci yang hampir berkarat milik mereka, berharap dan berjuang masih bisa kembali kerumah mereka masing-masing dengan keluarganya untuk mengambil hak nya kembali.

Mengapa mata kita harus tertuju dan memiliki rasa peduli kepada palestina

1. Ini bukan tentang sesama agama tapi soal kepedulian sesama manusia

kepedulian terhadap sesama adalah nilai fundamental yang melampaui batas geografis, etnis, dan agama. Tragedi kemanusiaan, ketidakadilan, dan pelanggaran hak asasi manusia di mana pun di dunia seharusnya menggugah hati kita. ita semua adalah bagian dari keluarga bagi mereka. Penderitaan satu kelompok manusia adalah penderitaan kita bersama.

1. Prinsip Keadilan dan Kesetaraan atas Hak Yang dimiliki oleh bangsa Palestina

Setiap individu berhak atas kebebasan, keamanan, dan martabat. Ketidakadilan sistemik dan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh rakyat Palestina adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip universal tentang keadilan dan kesetaraan. Membiarkannya terjadi berarti mengkhianati nilai-nilai yang kita junjung tinggi.

2. Tanggung Jawab Moral

Sebagai individu dan sebagai bagian dari komunitas global, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan kebenaran dan membela yang tertindas. Sikap diam atau netralitas dalam menghadapi ketidakadilan sering kali dianggap sebagai bentuk pembiaran.Sedangkan setiap detik kejahatan dan kebrutalan penjajah semakin menjadi-jadi, maka perlunya gabungan suara untuk menyuarakan hak hak rakyat palestina.

Lalu.. apa yang bisa kita lakukan??

1. Edukasi dan Kesadaran Akan Palestina dan Nakba:

Pelajari lebih lanjut tentang sejarah, akar permasalahan, dan situasi terkini di Palestina. Bagikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada orang-orang di sekitar Anda melalui percakapan, media sosial, atau forum diskusi. Melawan disinformasi adalah langkah penting.

2. Dukungan Kemanusiaan dan Solidaritas

Salurkan bantuan kepada organisasi-organisasi kemanusiaan terpercaya yang bekerja untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina, terutama mereka yang berada di Gaza dan kamp-kamp pengungsi. Bantuan ini bisa berupa donasi finansial, pakaian, obat-obatan, atau dukungan logistik.kemudian solidaritas akan menyuarakan hak hak mereka perlu terus kita suarakan

3. Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS):

Pertimbangkan untuk mendukung gerakan BDS yang bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi dan politik kepada Israel agar mematuhi hukum internasional dan hak-hak Palestina. Lakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk berpartisipasi dalam gerakan ini.

4. Dukungan untuk Jurnalis dan Aktivis:

Ikuti dan dukung karya jurnalis dan aktivis yang berani menyampaikan kebenaran dan memperjuangkan hak-hak Palestina. Amplifikasi suara mereka dapat membantu meningkatkan kesadaran publik.

5. Aksi Damai dan Demonstrasi:

Ikut serta dalam aksi damai dan demonstrasi yang mendukung hak-hak Palestina dan menyerukan perdamaian yang adil. Kehadiran dan suara kolektif kita dapat memberikan dampak.

Jangan Biarkan Nakba Terlupakan

Yang harus kita lakukan..berdoa dan refleksi

Setiap tindakan kecil kita, mulai dari doa, menyuarakan hak-hak di sosial media, dan hal lainnya. Jika dilakukan secara kolektif, dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperjuangkan keadilan dan meringankan penderitaan saudara kita di Palestina. Nakba adalah duka yang mengoyak persaudaraan kita dan mengingatkan pada firman Allah SWT tentang pentingnya menjaga ikatan keimanan. Tanah Palestina yang diberkahi, kiblat pertama kita, kini menanggung luka yang dalam akibat ketidakadilan dan penindasan. Merasakan penderitaan saudara di Palestina sebagai bagian dari penderitaan kita, mengamalkan sabda Nabi Muhammad SAW: "Perumpamaan kaum mukmin dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit demam dan tidak bisa tidur."

_____________________________

Penulis: Departemen Kemuslimahan (Aufa Tazqiyah Nurhakim) 

Editor: Nur Alipah


DAFTAR PUSTAKA

Khalidi, Rashid. (1997). Palestinian Identity: The Construction of Modern National Consciousness. Columbia University Press.

Masalha, N. (1992). Expulsion of the Palestinians: The Concept of "Transfer" in Zionist Political Thought, 1882-1948. Institute for Palestine Studies.

Pappé, Ilan. (2006). The Ethnic Cleansing of Palestine. Oneworld Publications.M

Masalha, Nur. (1992). The Expulsion of the Palestinians: The Concept of "Transfer" in Zionist Political Thought, 1882-1948. Institute for Palestine Studies.

Morris, Benny. (1987). The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 1948-1949. Cambridge University Press.

Sejarah lisan dan kesaksian pengungsi Palestina (dapat ditemukan melalui berbagai arsip wawancara dan dokumenter online).

Informasi dan statistik dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) (https://www.unrwa.org/)

Kajian dan artikel dari Institute for Palestine Studies (https://www.palestine-studies.org/)



Nakba 1948 “Menggali Luka Nakba: Memori yang Tak Lekang, Perjuangan Palestina untuk Keadilan dan Hak Kembali” Nakba 1948 “Menggali Luka Nakba: Memori yang Tak Lekang, Perjuangan Palestina untuk Keadilan dan Hak Kembali” Reviewed by AKMI UNTIRTA on Mei 17, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Photo on Flickr

Diberdayakan oleh Blogger.